sumber ilustrasi: www.hindu.org.au |
Sejarah agama Hindu dimulai dari zaman
perkembangan kebudayaan–kebudayaan besar di Mesopotamia dan Mesir. Karena antara tahun 3000 dan 2000 sebelum Masehi
dilembah sungai Indus sudah ada bangsa–bangsa yang peradabannya menyerupai
kebudayaan bangsa Sumeria di daerah sungai Eufrat dan Tigris, maka terdapat
peradaban yang sama di sepenjang pantai dari laut Tengah sampai ke Teluk
Benggal.
Penduduk India pada zaman itu terkenal
sebagai bangsa Dravida. Bangsa Dravida adalah bangsa yang berkulit hitam dan
berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. Sistem kepercayaan
bangsa dravida sebelum masuknya agama Hindu adalah budaya pertapaan dan menyiksa diri. Mereka beranggapan bahwa jiwa itu tidak sama dengan
badan, jika mereka menyatukan badan dengan jiwa maka itu dianggap sebagai
bentuk kekekalan. System kepercayaan yang berlaku di bangsa Dravida diantaranya
adalah meditasi, bertapa, mengembara, selimbat (tidak menikah), melatih
fikiran, mencari jalan kematian dan kelahiran (mencapai kebebasan).
Kemudian antara tahun 2000 dan 1000 SM dari
sebelah utara masuklah bangsa Arya ke India, mereka adalah golongan yang memisahkan
diri dari kaum sebangsanya di Iran, bangsa Arya memasuki India melalui
jurang–jurang di pegunungan Hindu Kush.
Bangsa Arya adalah bangsa yang berkulit
putih dan berbadan tanggap, bentuk hidungnya melengkung sedikit. Pada awalnya bangsa Arya belum mengenal sistem
kepercayaan yang mapan dan terorganisir. Mereka melakukan pemujaan-pemujaan
yang ditujukan pada fenomena-fenomena alam, seperti; sungai, gunung dan
pegunungan, laut, halilintar, matahari, bulan bintang, batu-batu besar,
pohon-pohon besar, dan lain-lain. Akan tetapi fenomena alam terkadang menjadi sesuatu yang
menakutkan bagi mereka, alam yang mereka puja menjadi marah, murka, bahkan
mengamuk.
Dengan pengalaman tersebut, maka mereka
memulai melakukan pemujaan-pemujaan terhadap fenomena alam dengan tujuan untuk
menentramkan fenomena alam yang mereka anggap sebagai penganggu.
dalam system keprcayaan bangsa Arya mempunyai beberapa tahap yaitu:
Totheisme atau Totemisme atau Antrophomorphisme, adalah tahap di mana
persembahan yang mereka berikan masih sangat sederhana kepada fenomena-fenomena
alam (sungai, batu, guning, pohon, dan sebagainya).
Polytheisme, pada tahap ini mereka beranggapan bahwa fenomena-fenomena
alam tersebut dianggap memiliki suatu kekuatan dan mereka menganggapnya sebagai
dewa. Mereka mulai memuja dewa-dewa seperti; Dewa Air (Baruna), Dewa Matahari
(Suriya), Dewa Angin (Bayu), dan lain-lain.
Henotheisme, di tahap ini mereka cenderung memfavoritkan pada dewa-dewa
tertentu untuk suatu periode, sehingga kefavoritan menjadi berganti-ganti unutk
satu periode sesuai dengan keadaan. Bila pada musim kemarau, mereka memuja dan
memfavoritkan kepada Dewa Hujan, pada musim bercocok tanam mereka memuja Dewa
Air, dan sebagainya.
Monotheisme, pada tahap ini mereka hanya memuja pada satu dewa yang
mereka kenal sebagai dewa pencipta segalanya (Pajapati), mereka beranggapan
bahwa Pajapati adalah sebagai pencipta alam semesta. Pajapati sering dianggap
sebagai dewa yang bertugas menciptakan semua hal dan kemudian berkembang
gagasan tentang Brahma. Dari tahap Antrophomorphisme, Polytheisme, kemudian
tahap Henotheisme, sampai pada tahap Monotheisme itu disebut tahap Yadnya Marga
atau Karma Marga, karena mereka cenderung masih melakukan upacara-upacara
persembahan atau upacara kurban dengan tujuan agar mendapatkan berkah, pahala,
kebahagiaan, dan keselamatan.
Monisme atau Pantheisme, adalah tahap di mana mereka tidak lagi
menyembah dewa-dewa. Mereka meyakini atau berprinsip bahwa ada suatu sumber
dari segala sesuatu, yaitu yang mereka namakan sebagai Roh Universal (Maha
Atman). Dan mereka juga meyakini bahwa setiap benda atau bentukan memiliki Roh
Individu yang mereka namakan Puggala Atman. Di tahap ini yang semakin berkembang
mereka melakukan suatu pencarian, bagaimana agar Puggala Atman dapat bersatu
dengan Maha Atman.
Setelah bangsa Arya menempati sungai Indus,
bercampurlah mereka dengan penduduk asli bangsa Dravida. Semula orang
beranggapan bahwa kebudayaan India itu seluruhnya merupakan kebudayaan yang
dibawa oleh bangsa Arya, tetepi setelah penggalian–penggalian di Mohenjo Daro
dan Hatappa, berubah pandangan orang. Ternyata kebudayaan bangsa Arya lebih
rendah dari pada bangsa Dravida. Jadi dapat disimpulkan dengan jelas, bahwa
agama Hindu tumbuh dari dua sember yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan
pikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu.
telah di edit dari sumber : http://www.tenagasosial.com
0 Response to "Asal Mula Agama Hindu"
Posting Komentar